Kamis, 23 Februari 2012

Bantu Aku

Postingan ini ku buat agar aku selalu ingat dengan kedua orang tua ku, yang telah menyerahkan seluruh jiwa dan raga nya untuk membesarkan aku. Anak yang belum memberi persembahan terbaiknya untuk kedua orang yang tersayang.
Maafkan aku kawan, aku harus mengejar mimpi ku demi masa depan yang selalu membuat ku terpacu untuk melangkah maju.
Maafkan aku kawan, mungkin dimata kalian aku bukan teman yang baik. Terlalu sulit mengajakku kesana kemari. Untuk sekedar bertemu sapa dan berfoto ria, aku tidak mau sesal datang kemudian hari.
Maafkan aku kawan, karena sekarang aku tak semudah kemarin, mudah kalian ajak pergi dari satu mall ke mall yang lain, mencicipi hidangan di restaurant baru, atau berjalan-jalan dengan tujuan membunuh waktu.
Aku berbeda dengan kalian, yang mudah membeli apa yang kalian mau, mengelilingi negeri ini bahkan negeri yang jauh disana, yang aku impi-impikan. Sesungguhnya aku iri sekali.
Aku tidak punya banyak uang seperti kalian, apa yang menjadi kebutuhan ku, harus ku beli, ku sisihkan sendiri, dari uang yang sudah orang tua ku anggarkan untuk kebutuhan ku disini.
Aku harus berhemat setiap bulannya, untuk segala kebutuhan ku disini, agar tidak merepotkan kedua orang tuaku.
Orang tua ku telah susah payah menguliahkan aku, berjuang agar aku bisa bersekolah disini, bisa mengangkat derajat keluarga ku kelak. Maka, demi apapun aku akan mempertaruhkan nya untuk bisa membuat orang tua ku bahagia.
Saat ini aku memang belum memiliki apa yang kalian miliki, tapi aku sedang berjuang untuk merubah hidup keluarga ku agar menjadi lebih baik, sebaik hidup kalian bahkan labih baik. Kalian begitu beruntung, dan seharusnya mensyukuri apa yang sudah kalian miliki.
Maaf teman aku tidak bisa lagi bermain-main
Cilegon, 20 February 2012 - 00.16am 

Sabtu, 17 Desember 2011

Pink Engineer


Full of pink, Thats sweet! :p


Sebenernya ini postingan supeerr iseng, disaat ada waktu luang menjelang UAS hihihi naluri edit-edit fotonya tiba-tiba muncul. Dan saya suka sekali foto ini :D well, udah 3 tahun lamanya saya berjilbab semoga saya tetap istiqomah :)

Kamis, 15 Desember 2011

Latihan Kepemimpinan'11

Beberapa hari yang lalu, saya bersama beberapa orang teman Teknik Kimia 2011 mengikuti LK untuk syarat masuk Himatemia (Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia). Serangkaian acara kami ikuti dari mulai berangkat sabtu pagi pukul 05.30, kebetulan sekali saya datang telat dikarenakan teman satu kost saya sakit parah, livernya mendadak bengkak saya sendiri tidak tahu harus berbuat apa? ketika jam 4 pagi saya terbangun untuk menyiapkan barang-barang bawaan, dia masih tergeletak di kasur. Hanya memberi isyarat bahwa keadaannya tidak sebaik tadi malam. Saya yang sedikit panik namun tak mengerti harus apa? memberi nya saran untuk cepat sarapan dan minum obat. Dengan berat hati, saya bergegas berangkat meski harus meninggalkannya sendirian. Dijalan pun pikiran saya dipenuhi oleh kekhawatiran akan keadaannya. Singkat cerita pukul 11.00 ketika hendak pergantian materi, saya bergegas menghampiri salah satu panitia namanya Kak Rikal, saya izin untuk pulang ke kost sebentar untuk sekedar memastikan keadaan teman saya. Sampai di kost saya mendapati dia masih tergeletak di kasur dengan  posisi yang berubah sekitar 45 derajat dari awal saya berangkat. Saya hampiri tenyata livernya masih bengkak, saya lihat keadaan sekitar kamar kost belum ada yang berubah. Itu artinya sejak pukul 06.00 ketika saya berangkat dia sama sekali belum beraktivitas. Setelah saya pastikan dia menelan sesuap dua suap nasi, saya meninggalkannya kembali ke kampus dan mengikuti rangkaian acara selanjutnya yang telah disiapkan panitia.

Acaranya dilangsungkan di Anyer, karena acara nya adalah acara Latihan Kepemimpinan maka materi yang disampaikan pun kebanyakan mengenai organisasi yang juga erat kaitannya dengan kita yang berstatus mahasiswa. Materi pertama tentang "birokrasi dan proposal", disitu kami diajari bagaimana cara berbirokrasi dengan baik, benar dan sesuai. Materi kedua yaitu tentang "leadership and teamwork" tentunya dalam berorganisasi kita dituntut memiliki jiwa kepemimpinan, meski bukan untuk memimpin orang banyak paling tidak kita dapat dengan baik memimpin diri kita sendiri. Teamwork dalam organisasi juga sangat penting untuk membentuk karakter dalam diri kita, mengubah sedikit demi sedikit sifat keegoisan seseorang. Karena dalam kerja sama tentunya banyak terjadi perbedaan pendapat yang sulit untuk disatukan.

Malamnya, ada acara bernama jalan-jalan malam. Kami dibagi menjadi 7 kelompok sesuai dengan kelompok saat keberangkatan. Dalam acara tersebut saya banyak mengambil pelajaran bahwa organisasi tidak kalah penting dengan akademis. Menjadi seorang aktivis dengan prestasi yang fantastis bukan hal yang tidak mungkin untuk diraih, ketika seseorang dapat dengan baik membagi waktunya antara belajar dan berorganisasi disitulah sebenarnya yang menunjukan bahwa dia the real aktivis (menurut saya loh). Selain itu dari beberapa pos, saya dapat simpulkan bahwa pemimpin itu harus memenuhi kriteria berikut:

  • Amanah
  • Kreatif
  • Bijaksana
  • Intelektual
  • Komunikatif
Sebenarnya masih banyak tipe pemimpin ideal, namun sebagai manusia tentunya tidak akan ada pemimpin yang sempurna yang ada hanya mendekati sempurna.
Sekian postingan dari saya, maaf jika kurang manfaat hanya sekedar ingin berbagi.

Jumat, 04 November 2011

Miscellaneous [1]


Kalau tahu akhirnya begini, aku tidak pernah ingin ada awalnya.
Saat jauh mencari, saat dekat malah lari. Sungguh unik.
Kepingan harapan penuh arti kini melebur berwujud sesal.
Sesal tanpa tahu apa yang disesali.
Entah sesal sempat memikirkanmu?
Atau sesal telah menyediakan secuil ruang di hati untuk mu?

Tangerang, ba'da isya

Kamis, 27 Oktober 2011

Belajar jadi perempuan

Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara, memiliki kakak perempuan yang usianya tidak jauh beda. Sifat kami pun sedikit hampir sama, kalau kata pribahasa "Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya" yup, namanya juga satu pabrik. Masa kecil kami? jangan ditanya, selalu saja ada yang diributkan. Bertengkar? sudah biasa. Menang? oh tentu iya. Mama dan Bapak selalu memarahi saya karena membuat kakak saya menangis, entah menjambak rambutnya atau bahkan menendang sekuat tenaga (icaa maaf ya haha). Tetapi itu semua baru saya sadari sekarang, dia kalah bukan berarti tidak mampu melawan atau membalas tapi karena dia bersikap sebagai kakak yang penuh tanggung jawab, bahkan peduli pada saya.

Saat masa sekolah, saya tidak begitu tertarik pada yang namanya "pacaran" saat semua teman sibuk cerita tentang lakilaki yang naksir atau mereka taksir. Saya hanya mendengar kadang sedikit komentar. Pokoknya kalo ada predikat tercupu kayaknya saya pantas menyandangnya. Maklum masa putih-biru saya disibukkan dengan Belajar.

Masa selanjutnya putih-abuabu, dari sini semua mulai berbeda. Saya mulai sibuk cari jati diri, mulai bertanya pada diri sendiri "Siapa sih gue?" Mulai masa-masanya suka galau, mulai sedikit ngelirik yang namanya lakilaki, inget!! cuma ngelirik ya bukan dilirik. Dan semuanya lebih berwarna ketika saya menemukan partner in crime menghabiskan sepanjang hari bersama dia, entah bercerita sepanjang jam pelajaran, berselancar di lorong kelas saat hujan deras, memanjat pohon cery saat jam pelajaran, duduk-duduk di belakang labolatorium saat istirahat tiba, makan omelet "ujang" sepiring berdua, bahkan sok akrab dengan adik kelas demi menjadikan popularitas kami naik (pengen exist haha). Semua kami lakukan atas dasar kesenangan semata, kami kadang tidak peduli kalau ada hal yang kami lakukan itu bisa membuat para lakilaki berpikir 10x untuk menjadikan kami sebagi pacar. Sekali lagi kami tidak peduli. Dan sungguh bersyukur meski kelakuan saya gak perempuan banget tapi saya berjilbab hehe. Masalah pakaian? saya gak suka pake rok. yaa stylenya gitu-gitu ajah jeans-kaos panjang-jilbab-sepatu cats. Ketika naik kelas 2 pun saya lebih banyak berteman dengan lakilaki. Intinya, saya pun seperti dianggap satu kelamin dengan mereka. yaa mau gimana lagi? perempuan kadang terlalu sibuk mengurus penampilan, sedangkan saya? bo-do. Sedikit lebih ekstrem saat kelas 3 saya amat sangat berminat dengan jurusan teknik mesin. Pada tiga kesempatan tes masuk, jurusan pertama yang saya pilih adalah teknik mesin. Dan takdirnya berkata lain. Alhamdulillah saya tetap bersyukur.

Di kelas 3 saya mulai sedikit demi sedikit belajar jadi perempuan bahkan sampai sekarang saya kuliah. Buruknya di kampus pun masih banyak saja yang bilang saya preman errrrr menyebalkan tapi nampaknya sudah melekat. Saya sendiri masa bodoh dengan perkataan orang yang bilang "Tomboy tapi suka pink" "Tampang security, hati hellokitty". Paling nggak sejak saat itu saya suka pakai rok meski masih kurang nyaman dengan gaya seperti itu, karena di kampus saya lebih suka memakai kaos lengan pendek yang kemudian saya lapisi kemeja lengan panjang dan kerudung paris. Menurut saya itu cukup nyaman dipakai untuk kuliah. Dan alhamdulillah selamat kepada partner in crime kuuu dia sekarang sudah menjadi wanita muslimah yang pakaiannya pun syar'i dan terlihat lebih anggun. Semoga saya bisa cepat mendapat hidayah. Meski banyak yang beropini saya belum berperilaku seperti perempuan, saya tetap merasa saya 100% perempuan. Sama seperti kalian, pernah menyukai lakilaki diam-diam, pernah memiliki keinginan untuk pacaran, juga pernah menangis, patah hati, dan segala hal yang perempuan rasakan. Oke, pokoknya deal saya perempuan tulen. Titik

Rabu, 26 Oktober 2011

Tiga

Aku melihat mu lagi, dan untuk ketiga kalinya aku tidak mengenali mu.
Ada apa dengan kita? Apakah sudah harus berakhir sebelum dimulai?

Cilegon, Senja

Senin, 19 September 2011

Perempuan Yang Berdoa


“Tuhan, aku tahu kecantikan bukanlah tentang apa yang orang-orang lihat dari diriku, tetapi tentang kebaikan yang mereka rasakan dari sikap-sikapku, maka buatlah mereka selalu merasa bahagia atas kehadiranku dan merindukan saat-saat kepergianku. Getar rasa dalam dada, getar cinta dalam kata. Maka biarlah hanya cinta yang terucap dari bibirku.. Lalu bila mereka bahagia mendengar kisah-kisahku, dan bila kisah itu melapangkan hidup mereka dan meringankan bebannya, sesungguhnya aku hanya perempuan biasa yang ingin berbagi kebaikan”
“Tuhan, aku mencintai ibuku, maka bila aku memang boleh menyayangi dan membahagiakannya, berilah aku kemampuan untuk menyayangi dan membahagiakannya. Bila kecukupan harta bisa membantuku membahagiakannya, sesungguhnya bukan harta yang kuminta. Tetapi bila cara itu memang bekerja, apa boleh buat, kenapa tidak jika aku memang harus menjadi orang yang kaya? Sungguh, sebenarnya bukan kekayaan yang kuinginkan, tetapi bila itu bisa menjadi sebab bagi terwujudnya sesuatu yang kuharapkan, dan Kau mengizinkannya, aku sesungguhnya hanya perempuan biasa yang tak kan sanggup menolaknya.”
“Tuhan, aku menyayangi ayahku, maka bila aku memang boleh membalas kebaikan hatinya yang telah menumbuhkan hidupku sampai ke titik ini, izinkanlah aku melakukannya. Bila prestasi-prestasi, ketinggian pangkat dan derajat, Posisi tawarku di hadapan masyarakat dan apapun saja yang bisa membanggakannya bisa menjadi perantara bagiku untuk membahagiakannya, sesungguhnya aku tak pernah meminta gemerlap dunia. Tetapi bila Kau memperbolehkanku membalas kebaikan ayahku, dan bila cara itu memang cukup bekerja untuk mereaksikan senyawa kebahagiaan di hatinya, maka apa boleh buat, Tuhan, aku tak akan macam-macam kepadaMu dengan lancang menolaknya.”
“Tuhan, aku tak ingin menjadi seseorang yang sia-sia menjalani hidup. Maka bila keluasan akal dan kemanfaatan tindakanku bisa menjadi sumbangan kecil bagi kebaikan semesta, sesungguhnya aku hanya meminta bantuanMu agar aku mampu menjadi wakilMu di dunia. Ini bukan tentang diriku. Ini tentang tugas berat dari Mu untuk menjadi kasih-bagi-semesta”
“Tuhan, itulah doaku bagi semesta. Tentang diriku, cukuplah aku mencintaiMu dan Kau mencintaiku. Bila berkenan dan Kau punya waktu, biarlah kelak kita akan bertemu. Aku sangat ingin menuntaskan rasa cinta dan rinduku padaMu dalam pertemuan itu. Bila ternyata Kau juga ingin, maka akulah perempuan paling bahagia itu”
Dari : Yang Kacau Yang Meracau (Fahd Djibran, 2011)