Pernah terlintas dalam pikiran ku, mengapa aku tidak bisa seperti mereka?
Mengapa aku tidak bisa seperti iffah? yang merubah segala bentuk perilaku, sifat dan kebiasaan buruk dalam waktu satu tahun. Sehingga Allah memudahkan jalan baginya untuk mendapatkan keinginannya, yaitu kuliah di Universitas Indonesia. Ia adalah sahabat baik ku sejak kami duduk di kelas X SMA. Dan setelah kelas XII aku dan Iffah berharap agar kami bisa dipertemukan kembali di dunia perkuliahan. Ia memiliki hasrat tinggi untuk bisa berkuliah di Universitas Indonesia, dan seiring berjalannya waktu aku pun ikut "tertular" yaitu memiliki keinginan berkuliah disana. Tentunya mimpi kami berbeda. Pada tahun 2010 kami tidak lulus tes masuk. Akhirnya kami mengulang. Pada tahun ini Iffah sahabat terbaik ku berhasil lulus tes di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Aku sangat bangga padanya, dan usahanya yang tidak sia-sia.
Seperti Fajrina? seorang temanku yang begitu muslimah, yang menurutku serba bisa. Pintar matematika, pintar memasak, dan ibadahnya begitu rajin. Menurutku ia cocok dijadikan istri idaman para pria sholeh. Pada tahun ini ina berhasil lulus tes di Universitas Jember Fakultas Kedokteran.
Seperti Ayu? Ketawakalan dan kesabarannya membuat ku iri. Ia selalu positive thinking terhadap rencana Allah. Dalam keadaan terburuk sekalipun ia selalu mengingat Allah. Atas kesabarannya Allah memberikan hadiah terindah untuk nya yaitu lulus di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.
Seperti Bahir? teman SMA ku yang terlihat biasa saja, selalu membuat onar, dan tertidur ketika pelajaran berlangsung. Tapi menurutku dia memang pintar hanya kadang tidak serius terhadap pelajaran. Pada tahun 2010 ia lulus Fisika UI, dan sempat berkuliah disana selama 2 semester, karena mungkin ia merasa fisika bukanlah bidang kesukaannya. Tahun ini ia mengikuti tes lagi dan lulus di Arsitektur Universitas Diponogoro, juga Arsitektur Universitas Indonesia. Aku sangat iri padanya, jujur. Ia yang fokus pada kuliah saja bisa lulus tes, kenapa aku yang satu tahun penuh belajar mempersiapkan tes, dan harus gagal lagi tahun ini.
Walau bagaimana pun, aku mempunyai cerita tersendiri. Aku tidak akan pernah bisa seperti Iffah yang memiliki mimpi untuk bisa merubah sistem hukum di Indonesia, atau pun seperti Ina, menjadi ibu dokter yang cantik, baik hati dan idaman pria sholeh. Bahkan Ayu yang menurutku memiliki sifat yang keras namun sabarnya luar biasa.
Aku akan tetap menjadi Evelyn, yang menginginkan kuliah di Fakultas Teknik, dan berharap bisa membuat sesuatu yang berarti untuk dunia, serta bercita-cita menjadi ibu luar biasa untuk anak-anaknya. Seiring dengan bertambah umurnya, ia berjanji akan melakukan perubahan untuk kebaikan dirinya.
Terima kasih Allah, selalu melindungi aku, menyehatkan badan ku, dan menguatkan Islam ku. I Love Allah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar